MEMBUAT PJU LED

PJU (Penerangan jalan umum) LED , merupakan pilihan untuk menghemat listrik .

Merupakan pilihan untuk dapat menghemat biaya rekening listrik yang selama 1 tahun hampir di semua kabupaten di indonsia perlu membayar sekitar 10 miliar rupiah / 1 tahun ke pada PLN .

Dana ini tidak bisa gratis bila 100% diambilkan dari pajak penerangan masyarakat , karena banyak lampu jalan yang ilegal sehingga banyak kabupaten harus menunggak atau tombok setiap tahunnya.

Secara umum PJU saat ini menggunakan lampu Mercuri, Halogen , Sodium dengan daya 80 watt, 100 watt,, 150 watt, 200 watt, 250 watt, 300 watt dan 400 watt untuk satu lampu PJU nya . Bila satu kabupaten ada 1000 lampu jalan yang resmi , maka ribuan watt yang harus dipakai setiap malamnya.

SOLUSINYA ADALAH :

PJU LAMA DENGAN DAYA 80 watt, 100 watt, 150 watt , 200 watt, 250 watt, 300 watt, 350 watt dan 400 watt DAPAT DIGANTI DENGAN PJU LED dan cukup menggunakan PJU LED 10 watt, PJU LED 20 Watt, PJU LED 30 WATT, PJU LED 40 WATT, PJU LED 50 WATT dan PJU LED 100 WATT .

Yang artinya dapat dilakukan PENGHEMATAN LISTRIK HINGGA 80%, 70%,60%,50% dan 40% tergantung tingkat penerapan teknologinya, karena semua listrik yang digunakan hampir seluruhnya diubah menjadi cahaya .

PJU LED merupakan lampu teknologi terkini yang mampu memberikan tingkat efisiensi listrik sangat tinggi .

Hal ini dikarenakan efisiensi lampu LED hampir mendekati 90% energi listriknya untuk diubah menjadi cahaya , sedangkan lampu jenis mercury, sodium , halogen hanya memiliki efisiensi 30 % listrik yang menjadi cahaya . dengan demikian banyak energi listrik yang dibuang menjadi panas dan tidak dibutuhkan oleh tujuan pemasangan PJU . Inilah mengapa LED di sebut sebut sebagai lampu yang ramah lingkungan (GO GREEN) dan anti GLOBAL WARMING .

PJU LED tidaklah mahal dalam pengadaannya karena teknologinya mudah dikuasai oleh bangsa sendiri. Hanya saja untuk dikelola oleh perusahaan elektronik yang besar menjadi tidak efisien karena jumlah penjualan per unit produknya sangat terbatas (volumenya kecil) tidak sebanyak unit televisi, mesin cuci, lemari es, pompa air dll . Karena itulah maka PJU LED dijual dengan harga mahal untuk menutup cost modal yang besar namun produksinya rendah .

KEUNTUNGAN PJU LED

SEBENARNYA PJU LED SANGAT MURAH SEKALI

1. PJU LED tersedia dalam daya 10 watt, 20 watt, 30 watt, 40 watt, 50 watt, 80 watt dan 100 watt
2. PJU LED dapat ditenagai dengan listrik 220 V ac, 12V dc, 24V dc, 36 Vdc dan 48V dc hanya dengan mengganti drivernya .

SEBENARNYA PJU LED SANGAT MUDAH PENERAPANNYA :
1. Dapat memilih sumber listriknya apakah dari PLN, Panel Surya, Angin
2. Tidak perlu membeli rumah PJU yang lama (hanya perlu mengganti lampunya) efisensi biaya hingga 50%

SEBENARNYA PJU LED SANGAT MUDAH MEMBUATNYA :
1. Dengan driver direct (langsung) maka PJU LED merupakan teknologi sederhana yang hemat energi
2. Dengan PWM maka PJU LED yang sudah hemat hanya akan memakan energi 75% dari cara 1.
3. Dengan SAMPLING maka PJU LED yang sudah hemat hanya memakai energi 30% s.d 50% cara 1.

Cara sampling adalah teknologi terkini yang di perkenalkan ke publik oleh mahasiswa ITB untuk membuat lampu LED yang hanya berdaya 3W namun seterang lampu pijar berdaya 100 WATT hanya dengan biaya 90.000 ( belum termasuk biaya riset, modal alat dan biaya lain seperti ongkos produksi) .
caranya adalah :
1. Memanfaatkan kecepatan on off LED yang seketika ( lampu jenis lain memiliki delay yang lama)
2. Memanfaatkan tipuan penglihatan (contoh : TV tampak tidak berkedip padahal tiap gambar discan 50Hz)
3. Lumen dan LUX merupakan satuan cahaya menurut penglihatan (mata)

Dengan demikian :

Bila ada 2 sirkuit lampu LED disampling dengan cepat secara bergantian maka menurut mata 2 lampu hidup semua namun menurut alat ukur arus (ampermeter) hanya 1 lampu yang hidup.

Bila ada 3 sirkuit lampu LED disampling bergantian maka menurut mata maka 3 lampu hidup semua namun menurut alat ukur arus (ampermeter) hanya 1 lampu yang hidup.

dst .

Bila ada 10 sirkuit lampu LED disampling bergantian maka menurut mata 10 lampu yang hidup semua namun menurut alat ukur arus (ampermeter) hanya 1 lampu yang hidup.

Itulah mengapa PJU LED dengan daya kecil dapat menandingi lampu konvensional dengan daya besar.

LAMPU HANYA 3 WATT

Mahasiswa ITB Ciptakan Lampu Rumah Super Hemat
Rabu, 26 Mei 2010 | 18:47 WIB

TEMPO Interaktif, Bandung - Tim Lampu Ganesha menciptakan lampu rumah super hemat. Lampu dari rangkaian light-emitting diode (LED) itu 100 kali lebih irit dari penerang yang umum dipakai masyarakat sekarang ini. Dewan juri mengganjar penemuan itu sebagai juara pertama ITB Entrepreneurship Challenge 2010.

Tim yang beranggotakan Adhi Ichwan Kurniawan, Fela Rizki Wardana, dan Fadolly Ardin, itu juga menyabet juara kategori produk terbaik dalam lomba ide bisnis mahasiswa Indonesia tersebut. Ketiga mahasiswa tingkat akhir Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung itu berhak membawa hadiah uang Rp 20 juta.

Produk yang juga dinamai Lampu Ganesha itu terdiri dari rangkaian 49 lampu LED biasa berwarna putih. Agar hemat listrik, lampu itu menyala satu per satu tidak sekaligus. Namun proses itu mereka percepat sampai 400 nano second dengan memasang controller sebagai prosesor. “Jadinya terlihat menyala bersamaan, padahal sebenarnya tidak,” kata Adhi Ichwan Kurniawan, Rabu (26/5).

Lampu itu cuma menyedot listrik sebesar 3 watt. Tapi terang cahayanya setara dengan lampu bohlam 100 watt atau lampu neon 45 watt. Tak cuma itu, pelanggan listrik rumah tangga cuma perlu membayar Rp 3000 per tahun jika memakai lampu LED tersebut. “Kalau memakai sebuah lampu neon sekitar Rp 300 ribu per tahun,” kata Fadolly Ardin.

Lampu Ganesha juga sanggup menekan biaya listrik lampu penerang jalan. Di Kota Bandung, misalnya, yang punya 19 ribu titik tiang lampu di sisi jalan. Dengan memakai lampu LED 15 watt, biaya listriknya hanya butuh Rp 2,7 miliar per tahun. Bandingkan dengan penerang dari sorot lampu merkuri 300 watt yang menyedot anggaran APBD hingga 42 miliar.

Prototipe Lampu Super Hemat ITB Berbekal Rp 100 Ribu
Rabu, 26 Mei 2010 | 22:48 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Sekelompok mahasiswa Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung ternyata hanya memerlukan uang Rp 100 ribu untuk membuat contoh lampu rumah super irit. Seluruh komponen pun cukup memakai bahan lokal.

Menurut anggota tim Lampu Ganesha Adhi Ichwan Kurniawan, lampu inovasi mereka memakai 49 lampu light-emitting diode (LED), controller, trafo, dudukan lampu, kabel, dan penutup lampu. Semua komponen seharga Rp 100 ribu itu mudah dibeli di toko elektronik.

Penerang yang sementara ini dinamai Lampu Ganesha itu, pada 3 Mei lalu meraih juara pertama ITB Entrepreneurship Challenge 2010. Tim yang beranggotakan tiga mahasiswa Teknik Elektro ITB itu mengatur nyala 49 lampu LED satu per satu agar hemat listrik. Supaya terkesan menyala bersamaan, Adhi Ichwan Kurniawan, Fela Rizki Wardana, dan Fadolly Ardin, mengatur jeda nyala tiap lampu dengan kecepatan 400 nano second.

Produk terbaik dalam lomba ide bisnis mahasiswa Indonesia tersebut juga berharga murah. Mereka menghitung, lampu 3 watt yang setara bohlam 100 watt itu bisa dijual separuh harga dari ongkos produksi prototipe. "Kalau diproduksi masal bisa Rp 40-50 ribu per lampu," kata Fadolly Ardin.

Mahasiswa tingkat akhir itu mengakui, harga pembelian awalnya terkesan mahal. Namun jika dibandingkan penghematan listrik yang dilakukan penerang LED tersebut, yang diperkirakan awet hingga lima tahun, biaya bayar listrik pemakai jadi lebih irit.

SEDIAAN LED UNTUK LAMPU PJU LED DAN LAMPU LED INDUSTRI

IMPOR